Sabtu, 11 Desember 2010

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara bisa jadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tau tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
a. Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).
Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

b. Alur Cerita (Plot)
Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).
Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.
1. Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.
c. Latar Cerita (Setting)
Lutters (2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu media/ tempat dan budaya.

d. Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters ( 2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.
1. Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.
2. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.
3. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.
Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.
1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.
2. Karakter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.
3. Karakter Figuran (Incedental Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

e. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif. Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.

Read more: http://dramakreasi.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-intrinsik-drama.html#ixzz17r0EaN7p

Pengertian Drama

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

3. Unsur-unsur Drama

3.1. intrinsi (unsur dalam)
    Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Ini yang kita sebut di atas tadi sebagai kajian interteks. Dalam intrinsik ada:

Tema ; yaitu ide pokok yang ingin disampaikan dari sebuah cerita. Tema sering pula dikatakan dengan nada dasar drama. Sebuah tema tidak terlepas dari manusia dan kehidupan, misalkan cinta, maut, dan sebagainya. Jika ada yang menyebutkan temanya romantis, itu adalah bias pengertian. Romantis bukan tema, tetapi gaya yang digunakan oleh penulis. Dalam kasus dimaksud sebenarnya temanya adalah cinta/ percintaan. Jalan ceritanya yang dibuat menjadi romantis. Ini hanya perkara gaya/style (di lain waktu akan kita bicarakan masalah gaya atau style penulis tersebut).

Alur/plot : yaitu jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak–klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan—masalah—pemecahan masalah/resolusi—keputusan
.
Penokohan; karakter yang dibentuk oleh setiap dialog tokoh.

Latar/ setting; yaitu tempat kejadian. Latar atau setting berbicara masalah tempat, suasana, dan waktu.

Amanat; yaitu pesan yang hendak disampaikan penulis dari sebuah cerita. Jika tema bersifat lugas, objektif, dan khusus, amanat lebih umum, kias, dan subjektif.

3.2 ekstrinsi (unsur luar)
Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton

Rabu, 08 Desember 2010

Super Junior(슈퍼주니어)_너 같은 사람 또 없어_뮤직비디오(MusicVideo)

Lirik Lagu SNSD - Hoot


[Taeyeon] Nun kkambbak hal sai neon tto Check it Out~!
Jina ganeun yeojadeul geuman jom bwa
[Tiffany] Anin cheok motdeureun cheok, gashi bakhin kouseum,
isanghae da da da

[Sunny] Jogeum man naege chinjeol hamyeon eottae, mu ttukttuk
han maltu neomu apa nan
[Yoona]Ireon ge iksok haejyeo, ganeun geon jeongmal shilheo,
soksanghae da da da

[Seohyun] Eodil chyeoda bwa, nan yeogi itneunde

[All] Neottae mune nae maeum eun, gabot ibgo ijen naega matseo
julge
Ni hwasareun Trouble! Trouble! Trouble! nareul no ryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!
Dogi bae in ni mare na, sangcheo ibgodo dashi jundu beonjjae
Chance
Neon yeokshi Trouble! Trouble! Trouble! ttaereul noryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!

[Jessica] Dareun yeoja ye hamjeonge puk bbajyeot dani?
Byeonmyeong kkeut! neon ajikdo jeongshin mot charigo itji
[Yuri] Geu taedoro joheun, yeoja mot mannal geoda, yeongwonhi
neon. neon. neon

[Sooyoung] Chakgak mara neon, kyupideu ga anya (Tae : neo
malya)

[All] Neottae mune nae maeum eun, gabot ibgo ijen naega matseo
julge
Ni hwasareun Trouble! Trouble! Trouble! nareul no ryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!
Dogi bae in ni mare na, sangcheo ibgodo dashi jundu beonjjae
Chance
Neon yeokshi Trouble! Trouble! Trouble! ttaereul noryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!

[Seohyun] Mulsoge seo tteuryeo myeon gara antge
[Hyoyeon] Naega maldeun Circle neoneun gak jige

[Sooyoung] Mudji anheun mare daedabman tto hae
[Jessica] Geuraedo nan neocheoreom hwasareun an sseulge

[All] Neottae mune nae maeum eun, gabot ibgo ijen naega matseo
julge
Ni hwasareun Trouble! Trouble! Trouble! nareul no ryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!
Dogi bae in ni mare na, sangcheo ibgodo dashi jundu beonjjae
Chance
Neon yeokshi Trouble! Trouble! Trouble! ttaereul noryeosseo
Neoneun Shoot! Shoot! Shoot! naneun hoot! hoot! hoot!